Minggu, 22 November 2009

FUTSAL



Kita, orang Indonesia, bukanlah bangsa yang dikenal luas karena taat aturan. Malah sebaliknya! Kita ini dituding, dan memang ada benarnya juga, sebagai bangsa yang tidak taat aturan. Kalau tidak mau dibilang tidak punya aturan. Bukan hanya aturan-aturan sepele yang tidak terkait langsung dengan kehidupan kita. Bahkan aturan-aturan yang sesungguhnya dibuat untuk keselamatan diri sendiri dan orang lain pun kita cuekin!

Tahu kan, ungkapan yang selalu diucapkan salah satu tokoh dalam acara parodi politik di tivi: “Gitu aja kok repot!”. Sejujurnya, saya tidak suka dengan ucapan itu. Bukan tidak suka dengan orang yang mengucapkan, lho! Ungkapan itu, menurut pendapat pribadi saya, adalah intisari dari pandangan hidup kita semua yang benar-benar menempatkan aturan di tempat sampah. Bagaimana mungkin orang-orang bisa tertawa terbahak-bahak menanggapi ide seperti itu?

Maka dari itu, saya berencana menulis sebuah serial mengenai peraturan baku dalam futsal.Semuanya saya ambil dari sumber yang sangat pantas untuk kita jadikan acuan bersama: FIFA. Semoga dengan mengenal aturan baku, memahaminya, kemudian menerapkannya dalam aktivitas futsal, akan membawa dampak positif dalam diri kita masing-masing. Siapa tahu, dengan mendisiplinkan diri dari hal kecil semacam futsal, kita kemudian bisa mulai mendisiplinkan diri dalam hal-hala yang lebih besar? Kalaupun Anda tidak sependapat dengan saya, setidaknya saya masih bisa bilang: “Pelajari dan terapkan saja aturan-aturan futsal ini, biar Anda gak tengsin-tengsin amat kalau main dalam turnamen resmi, hahaha…!!!”
Dalam edisi pertama ini, mari bicara soal lapangan dan bola. Tanpa kedua hal ini, kita semua tidak bisa bermain futsal kan?



Untuk alasan keselamatan, hindarilah penggunaan lapangan yang terbuat dari bahan semen. Sebaiknya gunakan lapangan yang terbuat dari rubber, wood, ataupun rumput sintetis. Bagaimanapun, penggunaan lapangan berumput sintetis oleh FIFA hanya diperbolehkan untuk turnamen tingkat lokal, tidak untuk tingkat internasional. Panjangnya lapangan yang ideal adalah 25-42 meter. Lebar ideal adalah 15-25 meter. Tentu saja lapangan ini harus berbentuk persegi panjang. Bukan bujur sangkar!
Di Jakarta, sejauh yang saya amati, bahan dan ukuran lapangan sangat beragam. Silahkan Anda pilih sendiri mana yang paling nyaman dan aman bagi Anda dan rekan-rekan futsal Anda. Informasi dari beberapa lapangan yang tersebar di Jakarta dapat dilihat di Fighting Ground.

Lapangan futsal dibagi menjadi beberapa zona oleh garis-garis putih (selebar 8 cm), dan juga oleh beberapa titik putih. Setiap zona punya aturan dan konsekuensi tersendiri. Saya berusaha memberi penjelasan sebaik mungkin terkait hal ini. Jadi, kalau Anda memiliki informasi yang lebih akurat, mohon jangan sungkan-sungkan untuk menulis komentar disini.

Garis panjang lapangan biasa disebut side line ataupun touch line. Jika bola melewati garis ini, maka permainan dihentikan dan selanjutnya dimulai lagi dengan kick-in. Dalam melakukankick-in, bola harus benar-benar berada diatas garis, dan kedua kaki penendang (no offenseuntuk futsalor yang tidak memiliki dua kaki) tidak boleh menginjak garis ataupun berada dalam lapangan.

Garis lebar lapangan biasa disebut goal line, karena memang goal/gawang diletakan di garis ini. Jika bola melewati garis ini, maka permainan dihentikan dan selanjutnya dimulai lagi dengancorner kick ataupun goal clearence (bola dilempar oleh penjaga gawang, bukan ditendang). Ukuran dari gawang itu sendiri adalah: lebar 3 m, tinggi 2 m, dengan kedalaman jaring atas 0,8 m, dan kedalaman jaring bawah 1 m.
Lapangan ini dibagi dua sama besar dengan sebuah garis yang disebut halfway line. Di tengahnya terdapat titik putih, dikelilingi garis putih melingkar dengan radius 3 m (disebutcenter circle). Kick-off dimulai dari titik ini.

Dalam futsal, halfway line lebih banyak fungsinya dibanding dalam sepak bola, selain hanya sebagai pembagi wilayah kedua tim yang bertanding. Tim yang menguasai bola (bola berasal dari penjaga gawang mereka sendiri), tidak diperkenankan mengembalikan bola ke penjaga gawang sebelum bola tersebut melewati halfway line memasuki daerah pertahanan lawan atau sebelum bola tersebut tersentuh/dikuasai oleh pemain lawan.

Jika dilakukan, ini akan diganjar dengan indirect free kick alias tendangan bebas tidak langsung. Penjaga gawang juga tidak diperkenankan menguasai bola selama lebih dari 4 detik di wilayahnya sendiri. Hukuman untuk pelanggaran seperti ini juga berupa indirect free kick.
Di keempat sudut lapangan terdapat garis lengkung putih yang ditarik 25 cm dari sudut lapangan ke bagian dalam lapangan. Zona yang dihasilkan oleh garis ini disebut corner arc yang tentu saja digunakan untuk meletakkan bola dalam situasi corner kick.

Penalty area ditandai dengan garis lengkung putih dengan radius 6 m dari masing-masing tiang gawang. Dalam zona ini penjaga gawang diperkenankan menyentuh bola menggunakan tangannya. Dalam zona ini pula setiap pelanggaran yang konsekuensinya adalah direct free kick(bukan indirect free kick) akan diganjar dengan tendangan penalti. Penjaga gawang punya hak khusus untuk melakukan sliding tackle tanpa terkena hukuman di wilayah ini. Sejauh wasit menganggap tindakan itu murni untuk mengamankan bola dan jauh dari nuansa kekerasan apalagi niat mencederai lawan.

Tepat 6 meter dari goal line (dari tengah gawang), melekat diatas garis pembatas penalty area,terdapat titik putih yang disebut first penalty mark. Titik ini digunakan dalam situasi tendangan penalti. Empat meter lebih jauh (10 meter dari goal line), segaris dengan first penalty mark,terdapat titik putih lain yang disebut second penalty mark. Penalty area, first dan second penalty mark, terdapat di kedua bagian lapangan yang dibagi oleh halfway line.
Jika dalam satu babak sebuah tim melakukan pelanggaran dengan konsekuensi direct free kicksebanyak 5 kali, maka pelanggaran keenam dan selanjutnya dalam babak itu (yang juga berkonsekuensi direct free kick, bukan inderect free kick) akan dihukum dengan direct free kickdari second penalty mark. Dalam situasi ini, tim yang dihukum tidak diperkenankan membentuk tembok penghalang. Situasinya sama persis dengan tendangan penalti biasa. Hanya saja jaraknya ke gawang lebih jauh.

Dalam situasi free kick, corner kick, maupun kick-in, tim yang bertahan tidak diperkenankan berada kurang dari 5 meter dari posisi bola yang dikuasai lawan.
Lalu bagaimana dengan bola yang digunakan?

Bola yang digunakan, menurut FIFA, seharusnya berdimensi: berbentuk bulat (ya iya lah!),keliling 62-64 cm, berat 400-440 gram, dan tekanan 0,4-0,6 atmosfir di permukaan laut. Khusus untuk tekanan, jangan bingung-bingung! FIFA memberi cara pengukuran yang lebih sederhana dan masuk akal: memantulkan bola ke lapangan (rubber atau wood). Dari ketinggian 2 m, pantulan pertama dari bola yang memenuhi syarat tidak boleh kurang dari 50 cm, namun tidak boleh lebih dari 65 cm.

Selasa, 17 November 2009

Sabtu, 14 November 2009

Adapatasi Sistem Pernafasan terhadap Latihan fisik





Mengapa sistim pernafasan memegang peranan penting pada saat latihan fisik?
Oksigen sangat penting sebagai sumber energi untuk aktifitas tubuh
Latihan/OR yang melibatkan kemampuan daya tahan tubuh sangat bergantung pada kemampuan tubuh untuk mengikat, mengangkut dan menggunakan oksigen pada tingkat seluler

Sistim Kardio-respirasi: 4 proses utama
Respirasi eksternal:
Ventilasi Paru (pernafasan): Pergerakan udara keluar-masuk paru-paru
Difusi Paru : Pertukaran gas O2 dan CO2 pada paru-paru dan darah
Respirasi Internal:
Transportasi gas O2 dan CO2 oleh darah
Pertukaran gas O2 dan CO2 pada kapiler dan jaringan yang aktif melakukan metabolisme

Anatomi sistem pernafasan manusia


Proses 1: VENTILASI PARU
= bernafas  proses masuk dan keluarnya udara ke paru-paru
Terdiri dari 2 fase: Inspirasi dan Ekspirasi
Inspirasi : merupakan proses aktif dimana diafragma dan otot interkostal berkontraksi  ukuran dan volume rongga dada meningkat  tekanan pada paru menurun  udara mengalir masuk ke paru-paru

Ventilasi paru……….
Normal ekspirasi: merupakan proses pasif
Diafragma dan otot interkostalis rileks  jaringan elastis pada paru mengecil  rongga dada kembali keukuran semula  tekanan dalam paru meningkat  udara mengalir ke luar

Gambar pergerakan dada pada proses inspirasi dan ekspirasi


Proses 2: DIFUSI PARU
Pertukaran gas (O2 dan CO2) yang terjadi di paru-paru disebut difusi paru/difusi pulmonar
2 fungsi utama difusi paru:
Menggantikan kekurangan oksigen pada jaringan yang digunakan pada proses metabolisme energi oksidativ
Mengangkut kembali karbondioksida melalui pembuluh vena

Difusi Paru…….
Pertukaran gas O2 dan CO2 terjadi melewati membran respirasi atau membran alveoli-kapiler di alveoli
Pertukaran gas terjadi karena adanya perbedaan tekanan parsial pada kapiler dan alveoli
Kapasitas difusi okesigen meningkat ketika kita melakukan latihan

Gambar proses pertukaran O2 dan CO2 pada alveoli dan kapiler


Proses 3: TRANSPORT OKSIGEN (O2) DAN KARBONDIOKSIDA (CO2)
Tubuh membutuhkan 250 ml O2 setiap menit
Oksigen ditransportasikan ke seluruh tubuh dalam 2 bentuk: terikat dengan Hemoglobin (98%) dan larut dalam plasma darah (2%)
O2 + Hb  HbO2 (oksihemoglobin)
Setiap 1 molekul Hb dapat mengangkut 4 molekul O2
Saturasi Hb  kemampuan Hb untuk mengikat dengan sempurna 4 molekul oksigen

Transport Oksigen…
Ikatan Oksigen pada molekul Hb bergantung pada tekanan oksigen (PO2), semakin tinggi tekanan  ikatannya semakin kuat  saturasi Hb semakin baik
Tingkat keasaman (pH) darah dan suhu darah mempengaruhi tingkat saturasi Hb

Transport Oksigen…
Semakin rendah pH  semakin lemah ikatan O2-Hb  pH di paru-paru tinggi tetapi di otot rendah  O2 dilepaskan di jar. otot
Semakin tinggi suhu darah  O2 semakin mudah dilepaskan  suhu darah di paru lebih dingin tetapi di jar. otot lebih panas  O2 lebih mudah dilepaskan di jar. otot

Kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah
Adalah jumlah maksimum oksigen yang dapat diangkut oleh darah  bergantung pada kadar Hb
100 ml darah mengandung 12-16 gram Hb pd wanita & 14-18 gr Hb pada pria
Setiap gram Hb dapat mengangkut 1,34 ml Oksigen  setiap 100 ml darah dpt mengangkut ≈16-20 ml O2

Kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah
Istirahat  darah masuk ke paru-paru  waktu kontak darah & udara alveolar = 0,75 dtk ( cukup waktu bagi Hb utk mengikat O2)  Saturasi 98%
Latihan dgn intensitas tinggi  waktu kontak ber(-)  saturasi O2 ber (-)
Sat. O2 ber (-)  Kapasitas pengangkutan O2 ber (-)  kandungan O2 dalam darah ber (-)  Produksi energi menurun  performa menurun

Transport Karbondioksida
Diangkut oleh darah dalam 3 bentuk:
Larut dalam plasma (7%)
Ion Bikarbonat, sebagai hasil penguraian asam karbonat (60-70%)
Terikat pada Hb (komponen globin)

Pengaruh tingkat keasaman dan suhu darah terhadap kurva disosiasi oksi-hemoglobin


Proses 4: PERTUKARAN GAS O2 DAN CO2 DI JARINGAN OTOT
Pengankutan oksigen dari kapiler ke jar.otot & sisa hasil metab. Termasuk CO2 jantung
Merupakan tahap akhir dari proses respirasi internal

Overview: Regulasi proses pernafasan

AZAZ FILSAFAT PENJAS DAN OLAHRAGA

PENGERTIAN PENDIDIKAN JASMANI
Dapat dibedakan dari dua sudut pandang
Pandangan Tradisional : Menganggap manusia terdiri dari dua komponen utama yang dapat dipilah – pilah, yaitu jasmani dan rohani ( dikotomi ). Oleh karena itu pandidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan untuk keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa.

Pandangan Modern : Menganggap manusia sebagai satu kesatuan yang utuh ( holistik ). Oleh karena itu pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani.

PENGERTIAN PENDIDIKAN JASMANI
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani yang bertujuan mengembangkan individu secara organik, neuromuskuler, intelektual, dan emosional.( AbdulKadir Ateng, 1993:3)



TUJUAN PENDIDIKAN JASMANI
Tujuan yang ingin dicapai pendidikan jasmani mencakup perkembangan individu secara menyeluruh. Artinya cakupan pendidikan jasmani tidak hanya pada aspek jasmani saja, akan tetapi juga aspek mental, emosional, sosial, dan spiritual.

TUJUAN PENDIDIKAN JASMANI
Tujuan pendidikan jasmani : Memberi kesempatan kepada anak didik untuki belajar bagaimana bergerak secara terampil dan cekatan, memberi kesempatan kepada anak didik untuk memahami berbagai pengaruh dan akibat keterlibatan mereka dalam kegiatan jasmani yang menggembirakan, membantu anak didik untuk memadukan keterampilan baru yang dibutuhkan dengan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya, dan meningkatkan kemampuan anak didik untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan mereka secara rasional.
( Soenardi, 1988:59 )

TUJUAN PENDIDIKAN JASMANI TUJUAN PENDIDIKAN JASMANI DAPAT DIKLASIFIKASI KE DALAM EMPAT KATEGORI :
Perkembangan Fisik : Kemampuan melakukan aktivitas yang melibatkan kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh.
Perkembangan Gerak : Kemampuan melakuakan gerak secara efektif, efesien, halus, indah, dan sempurna.
Perkembangan Mental : Kemampuan berfikir dan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa.
Perkembangan Sosial : Kemampuan siswa dalam menyesuaikan dari pada suatu kelompok atau masyarakat.

OLAHRAGA
Majelis Internasional Olahraga & Pendidikan Jasmani ( International Council of Sport and Physical Education, ICSPE ) “ Olahraga adalah setiap aktivitas fisik berupa permainan dan dilakukan dalam bentuk pertandingan, baik melawan unsur – unsur alam, orang lain maupun diri sendiri. Dilakukan dengan semangat “ Fair Play ” sikap memandang lawan sebagai kawan bermain. Fair Play / Sportivitas berfungsi memurnikan olahraga dan menjadikan olahraga alat yang ampuh bagi pendidikan.



ASUMSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI
Program pendidikan jasmani dan program olahraga mempunyai tujuan yang berbeda.
Anak – anak bukanlah ‘ Miniatur ’ orang dewasa.
Anak – anak yang kita ajar sekarang tidak akan menjadi dewasa pada kehidupan sekarang.

KARAKTERISTIK PROGRAM PENDIDIKAN JASMANI
Developmentally Appropriate Practices ( DAP ) Maksudnya adalah tugas ajar yang memperhatikan perubahan kemampuan anak dan tugas ajar yang dapat membantu mendorong perubahan tersebut.
Instructional Appropriate Practis ( IAP ) Maksudnya adalah tugas ajar yang diberikan diketahui merupakan cara – cara pembelajaran yang baik.

MODIFIKASI SARANA PENDIDIKAN JASMANI
Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan

Guru Pendidikan Jasmani harus dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani sesuai dengan tahap – tahap pekembangan dan karakteristik siswa.

HUKUM – HUKUM BELAJAR
Hukum Kesiagaan : Individu akan belajar dengan cepat dan efektif apabila ia telah “ siaga ” atau “ siap ” Artinya jika ada kebutuhan untuk itu.
Hukum Latihan : Latihan akan memperbaiki koordinasi , irama gerak, pemakaian energi lebih efesien, lebih terampil dan membuat kinerja yang lebih baik.

HUKUM – HUKUM BELAJAR
Hukum Pengaruh : menunjukkan bahwa pengalaman yang menyenangkan dan memuaskan lebih mendorong seseorang untuk mengulang lagi dari pada yang tidak menyenangkan.

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMUDAHKAN BELAJAR
Tujuan kegiatan : Belajar selalu lebih mudah jika tujuannya jelas.
Lama latihan dan distribusinya : Latihan yang singkat dan disebar dalam jangka waktu tertentu lebih menguntungkan. Jika pelajaran menarik minat, latihan dapat diperpanjang.
Kurva belajar : Kurva belajar tergantung pada meteri pelajaran, situasi belajar. Belajar pada awalnya dapat berlangsung cepat, kemudian menjadi lambat dan akhirnya malah tak ada kemajuan sama sekali.

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMUDAHKAN BELAJAR
Belajar sambil berbuat : Ketepatan unjuklaku hanya terjadi setelah terus berlatih.
Kepemimpinan : Kepemimpinan dan keteladanan sangat menentukan keberhasilan belajar.
Kemajuan belajar : Siswa harusmengetahui kemajuan yang dicapainya. Pengetahuan bahwa seseorang mendapat kemajuan, akan memberikan dorongan untuk terus belajar.
Bimbingan dan kemandirian : Pada permulaan, bimbingan dan petunjuk sering diperlukan, apabila keterampilan dasar sudah dikuasai, hendaknya anak lebih dibiarkan mengambangkan dirinya. Terlalu banyak petunjuk akan menimbulkan ketidakpedulian anak.

NILAI DASAR FILSAFAH PENDIDIKAN JASMANI
Sumbangan unik dari pendidikan jasmani, yaitu :
Meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan siswa.
Meningkatkan terkuasainya keterampilan fisik yang kaya, serta
Meningkatkan pengertian siswa dalam prinsip – prinsip gerak serta bagaimana menerapkannya dalam praktek.

KEBUGARAN DAN KESEHATAN
Kebugaran dan kesehatan akan dicapai melalui program pendidikan jasmani yang terencana, teratur dan berkesinambungan. Dengan beban kerja yang cukup berat serta dilakukan dalam jangka waktu yang cukup secara teratur, kegiatan tersebut akan berpengaruh terhadap perubahan kemampuan fungsi organ – organ tubuh seperti jantung dan paru – paru.

KETERAMPILAN FISIK DAN MOTORIK
Keterlibatan anaka dalam asuhan permaianan, senam, kegiatan bersama, dll. Merangsang perkembangan gerakan yang efesien yang berguna untuk menguasai berbagai keterampilan. Keterampilan tersebut bisa berbentuk keterampilan dasar misalnya berlari dan melempar serta keteampilan khusus seperti senam atau renang. Pada akhirnya keterampilan itu bisa mengarah kepada keterampilan yang digunakan dalam kehidupan sehari – hari.

TERKUASAINYA PRINSIP - PRINSIP GERAK
Pendidikan jasmani yang baik harus mampu meningkatkan pengetahuan anak tentang prinsip – prinsip gerak. Pengetahuan tersebuat akan membuat anak mampu memahami bagaimana suatu keterampilan dipelajari hingga tingkatannya yang lebih tinggi. Dengan demikian, seluruh gerakannya bisa lebih bermakna. Sebagai contoh, anak harus mengerti mengapa kaki harus dibuka dan bahu direndahkan ketika anaka sedang berusa menjaga keseimbangannya.

KEMAMPUAN BERFIKIR
Memang sulit diamati secara langsungt bahwa kegiatan yang diikuti oleh anak dalam pendidikan jasmani dapat meningkatkan kemampuan berfikir anak. Namun demikian dapat ditegaskan di sini bahwa pendidikan jasmani yang efektif mampu merangsang kemampuan berfikir dan daya analisis anak ketika terlibat dalam kegiatan – kegiatan fisiknya. Pola – pola permainan yang memerlukan tugas – tugas tertentu akan menekankan pentingnya kemampuan nalar anak dalam hal membuat keputusan.

KEPEKAAN RASA
Dalam hal olah rasa, pendidikan jasmani menempati posisi yang sungguh unik. Kegiatannya yang selalu melibatkan anak dalam kelompok kecil maupun besar merupakan wahana yang tepat untuk merasakan reaksi – reaksi emosi ketika berinteraksi dengan sesama teman.

Modifikasi penjas



Tujuan pendidikan jasmani: Memberi kesempatan kepada anak didik untuk belajar bagaimana bergerak  secara terampil  dan cekatan, memberi kesempatan kepada  anak didik untuk memahami berbagai pengaruh dan akibat keterlibatan mereka dalam kegiatan jasmani yang  menggembirakan, membantu anak didik untuk memadukan keterampilan baru yang  dibutuhkan dengan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya, dan meningkatkan  kemampuan anak  didik untuk menggunakan pengetahuan  dan keterampilan  mereka secara  rasional. (Soenardi, 1988:59)

Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan.
Guru Pendidikan Jasmani harus dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani sesuai dengan tahap-tahap perkembangan dan karakteristik siswa.

Sarana pembelajaran jalan dan lari menggunakan ban-ban sepeda
Formasi berbanjar


Sarana pembelajaran jalan dan lari dengan menggunakan kardus
Formasi zig-zag dengan kardus


Sarana pembelajaran jalan dan lari dengan menggunakan bilah bambu
Formasi Berbanjar


Modifikasi Sarana untuk Lari Gawang
Formasi irama 3 langkah


Sarana pembelajaran lompat jauh menggunakan ban-ban sepeda
Formasi berbanjar dengan bangku


Modifikasi alat pembelajaran gerak dasar lompat jangkit
Formasi berbanjar dengan ban sepeda


Formasi berbanjar dengan ban dan kardus


Modifikasi sarana untuk lompat tinggi
Sarana lompat tinggi dengan tiang kayu dan mistar bambu


Sarana lompat tinggi dengan kardus dan bilah bambu